Hari-Satelit-Palapa-Tingkatkan-Teknologi-di-Bidang-Pendidikan

Hari Satelit Palapa, Tingkatkan Teknologi di Bidang Pendidikan

Siapa yang tidak mengenal satelit Palapa? Satelit Palapa A1 merupakan satelit pertama di Indonesia dan merupakan tonggak kemajuan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia.

Satelit Palapa A1 diluncurkan ke luar angkasa pada 9 Juli 1976.

Roy Suryo selaku pakar IT dan mantan menteri di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2

menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mewujudkan impian Indonesia akan kesuksesan teknologi.

Roy Suryo mengajak para eksekutif dan dosen untuk lebih mengembangkan teknologi di perannya masing-masing.

Baca Juga: Tips Sukses Meraih Beasiswa Kuliah di Luar Negeri Gaya Alumni Universitas Pertamina
Manfaatkan teknologi saat pandemi

Selain itu, selama pandemi, anggota komunitas kampus terpaksa belajar dari rumah

dan menggunakan teknologi untuk memastikan pembelajaran tetap berjalan.

Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan di email Anda.
email pendaftaran

“Peringatan peluncuran satelit Palapa yang masih dalam suasana pandemi ini juga menjadi pengingat bagi kita. Bahwa pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk mengembalikan kejayaan teknologi Indonesia,” ujar Roy Suryo dalam Talk Show Komunitas Sevima memperingati Hari Satelit Palapa, Jumat (9/9/07.2021).

Roy Suryo mengatakan, tantangan penerapan teknologi di Indonesia tidaklah kecil.

Mengingat keterbatasan internet di luar Jawa. Hingga biaya server yang tinggi ketika kampus dan sekolah harus membuat aplikasi pembelajaran sendiri.

Baca juga: UII Yogya: Kenali Teknik Prone Positioning untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen

Memang, di masa pandemi Covid-19, ini adalah suatu keharusan. Sebagai contoh, Roy Suryo mencontohkan sistem akademik berbasis cloud computing sebagai solusi yang sudah ada di Indonesia.

Dengan teknologi ini, pembelajaran dan pengelolaan kampus tidak lagi harus tatap muka. Materi hanya disimpan secara online.

“Dengan adanya inovasi teknologi cloud computing di perguruan tinggi. Terus terang itu jauh lebih mudah dan jauh lebih efisien daripada universitas menyiapkan peralatan sendiri,” jelas Roy.

Baca juga: ITS Buka Lowongan Kerja Tendik Tetap Non-PNS untuk Lulusan D4-S1
Pandemi mengubah segalanya secara online

Siswa dan guru hanya membutuhkan internet untuk mengakses platform pembelajaran atau sistem informasi belajar. Teknologi ini juga banyak digunakan oleh perguruan tinggi.

Tim Publik Amazon Indonesia, Venus Wibisana yang juga bertindak sebagai pembicara mengatakan, di masa pandemi ini telah terjadi pergeseran perilaku belajar dari tradisional menjadi murni online atau blended learning.

Fakta ini menyebabkan peningkatan yang cukup besar dalam data dari kedua materi kuliah.

File presentasi, tugas mahasiswa, video pembelajaran, tetapi juga rekaman hasil perkuliahan, tentunya membutuhkan ruang penyimpanan dan infrastruktur yang dapat dengan cepat disesuaikan dengan kebutuhan.

“Sebelum cloud ini, laptop saya mengalami korsleting karena kopi yang tumpah. Bayangkan kuliah, skripsi, dan file bisa hilang karena kecelakaan. Sekarang kita tidak perlu khawatir dengan sistem cloud. Masuk saja ke Cloud, maka data lama kita bisa kembali seperti semula,” ujar Venus Wibisana.

Baca Juga: Mahasiswa, Ayo Coba Menanam Tanaman Hidroponik Di Rumah
Tantangan keamanan data

Perhatian juga harus dilakukan dengan kecepatan penguasaan teknologi. Roy Suryo mengingatkan, tidak sedikit orang biasa yang menggunakan teknologi diretas.

Apalagi jika data tersebut milik kampus, keamanan data di kampus tentunya sangat penting.

“Dalam teknologi, keamanan harus benar-benar diperhatikan. Apalagi jika menyangkut keamanan data, yang harus disimpan dengan sebaik-baiknya. Hal ini membutuhkan peran bersama dari regulator, perusahaan IT dan pengguna, yang tentunya tidak mudah karena tidak semua pihak berkompeten secara digital,” ujar Roy. Suryo.

Baca Juga: Tips Sukses Meraih Beasiswa Kuliah di Luar Negeri Gaya Alumni Universitas Pertamina

Presiden Direktur Sevima Sugianto Halim menambahkan, sistem berbasis cloud di Indonesia telah menggunakan standar keamanan internasional.

Hingga 2 juta pengguna dan lebih dari 200.000 kampus di Indonesia yang tergabung dalam komunitas Sevima juga aktif menggunakan Siakadcloud sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pandemi.

Untuk memastikan keberhasilan teknologi di sektor pendidikan tanpa mengorbankan perlindungan data dan keamanan data

LIHAT JUGA :

serverharga.com
wikidpr.id
riaumandiri.id
dekranasdadkijakarta.id
finland.or.id
cides.or.id